BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sejarah Singkat Sagu
Sagu berasal dari maluku dan Irian,karena itu sagu
mempunyai arti khusus sebagai bahan pangan tradisional bagi penduduk setempat.
Hingga saat ini belum ada data yang pasti yang mengungkapkan kapan mula sagu
dikenal. Diduga budi daya sagu dikawasan Asia Tenggara dan Pasifik Barat sama
kunonya dengan pemanfaatan kurma dimesopotamia. Tetapi menurut Ong (1977) sagu
sudah dikenal sejak tahun 1200 berdasarkan catatan-catatan dalam
tulisan-tulisan cina. Misalnya Marcopolo menemukan sagu diSumatera pada tahun
1298 dan pabrik sagu diMalaka sudah tercatat dalam tahun 1416.
Teknologi eksploitasi dan budi daya dan pengolahan sagu
yang paling maju saat ini adalah Malaysia.Indonesia, khususnya dari daerah Riau
sudah melakukan eksport produk sagu dalam bentuk sagu kotor (Raw ) pada
tahun 1879. Ekspor sagu bersih diIndonesia Dimulai pada tahun 1901 dan mulai
ekspor dalam bentuk sagu mutiara pada tahun 1917. Sejarah yang layak dicatat
dalam perkembangan Industri sagu di Indonesia didirikanya sebuah Industri
pengolahan sagu oleh PT. Sagindo Sari Lestari pada pertengahan tahun 1989
diArandai,Bintuna,Manokwari, Irian Jaya. Pengolahan sagu ini adalah yang paling
moderen pada saat itu.Hal ini benar-benar memberikan indikasi bahwa sagu,
selain sebagai bahan pangan modern, merupakan bahan baku untuk berbagai macam industri.
2.2.1. Batang.
Sagu mempunyai tanda-tanda morfologi seperti Aren(Arecha,
SP), perbedaaanya, Aren tidak membentuk rumpun, sedangkan sagu tumbuh dalam
bentuk rumpun.Batang Aren hampir seluruhnya diliputi ijuk hitam,sedangkan sagu
hanya mempunyai ijuk hitam sedikit pada pinggiran pelepah daunya sehingga
batang sagu tampak jelas seperti pohon pinang.
Pada rumpun sagu rata-rata terdapat 1-8 batang, pada
setiap pangkal batang tumbuh 5-7 batang anakan.Pada kondisi liar, rumpun sagu
ini akan melebar dengan jumlah anakan yang sangat banyak dalam berbagai tingkat
pertumbuhan.Anakan tersebut sedikit sekali yang tumbuh menjadi pohon
dewasa.Batang sagu merupakan silinder yang berfungsi untuk mengakumulasi/menunpuk
karbohidrat.Tinggi batang sagu dari permukaan tanah sampai pangkal bunga
berkisar antara 10-15 m, dengan diameter batang pada bagian bawah mencapai
35-50 cm. Pada waktu panen batang sagu bias mencapai berat sampai 1 ton, dimana
20 persen empulur mengandung tepung, sehingga 1 pohon sagu mampu menghasilkan
150-300 kg tepung sagu basah. Berat tersebut masih ditambah berat akar dan
mahkota daun 50 Kg.
2.2.2. Bunga dan buah
Bunga sagu berbentuk rangkaian yang keluar pada ujung
batang, dengan diketahuinya adanya tanda pengecilnya daun bendera. Sagu mulai
berbunga pada umur 8-15 tahun, terkantung pada kondisi tanah, tinggi tempat dan
varietas.Bunga sagu tersusun dalam manggar secara rapat, berukuran
kecil-kecil.Warnanya putih berbentuk seperti bunga kelapa jantan dan tidak
berbau.Bilamana sagu tidak segera ditebang pada saat berbunga, bunga dapat
berbentuk buah.Buahnya bulat-bulat kecil dan tersusun pada tandan mirip buah
kelapa.Buahnya bersisik dan berwarna coklat kekuningan.Sagu merupakan tanaman
menahun yang hanya berbunga atau berbuah sekali pada masa hidupnya.Setelah
berbunga dan berbuah sagu akan mati (Budhi H, 1986).
2.2.2. Ciri Sagu Siap Panen dan Cara Panen
Sampai saat ini para petani sagu belum dapat menentukan
dengan pasti umur sagu yang tepat untuk dipanen dengan hasil yang optimum. Pada
umumnya petani sagu kurang perhatian terhadap pertumbuhan sagu sejak anakan
sampai siap panen. Namun demikian para petani sagu didaerah sentral sagu yang
biasa menangani sagu, menggunakan kriteria atau ciri-ciri tertentu yang dapat
menandakan bahwa sagu tersebut siap panen.
Ciri-ciri pohon sagu siap panen pada umumnya dilihat dari
perubahan yang terjadi pada daun,duri,pucuk,dan batang (Soekarto dan Wijandi,
1983). Umumnya tanaman sagu siap panen menjelang pembentukan kuncup bunga sudah
muncul tetapi belum mekar. Pada saat tersebut daun-daun terakhir yang keluar
mempunyai jarak yang berbeda dengan daun sebekumnya dan daun terakhir juga
sedikit berbeda, yaitu lebih tegak dan ukuranya kecil. Perubahan lain adalah
puncak menjadi agak menggelembung.Disamping itu duri semakin berkurang dan
pelepah daun menjadi lebih bersih dan licin dibandingkan dengan pohon yang
masih muda.
Pada umumnya pemanenan sagu masih dilakukan secara
sederhana dan dengan tenaga manual.Setelah dipilih pohon sagu yang ditebang,
biasanya penebangan dilakukan dengan kampak. Setelah pohon tumbang, pelepahnya
dibersihkan dan sebagian ujung
batang dibuang karena kandungan patinya rendah. Pohon yang sudah dibersihkan
dipotong-potong menjadi bagian yang pendek-pendek dengan ukuran 1,5- 2 m.
Gelondongan tersebut lalu dibawa ke sumber air terdekat langsung
ditokok(diekstraksi).
Untuk mendapatkan pati sagu, maka dari empulur batang sagu
dilakukan ekstraksi pati dengan bantuan air sebagai perantara. Sebelumnya
empelur batang dihancurkan terlebih dahulu dengan cara ditokok atau diparut.
Ditinjau dari cara dan alat yang digunakan, cara ekstrasi pati sagu yang
dilakukan didaerah-daerah penghasil sagu di Indonesia saat ini dapat
dikelompokkan atas cara ekstraksi tradisional, ekstraksi semi mekanis, dan
ekstraksi secara mekanis ( Bambang H dan philipus P, 1992).
2.3. Pati Sagu
komponen yang paling dominan dalam pati sagu adalah pati
(karbohidraat).Pati adalah karbohidrat yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk persediaan
bahan makanan. Komposisi kimia dalam 100 gam pati sagu dapat dilihat pada table
2.1 sebagai pembanding disajikan pula pati ubi kayu (tapioca) dan garut.
Karbohidrat merupakan polimer alami yang dihasilkan oleh
tumbuhan dan sangat dibutuhkan oleh manusia dan hewan. Karbohidrat dikenal juga
dengan nama sakarida, yang berarti gula.Karbohitrat dapat digolongkan
berdasarkan jumlah sakarida yang dikandungnya,yaitu
monosakarida,oligosakarida,dan polisakarida.
Polisakarida adalah karbohidrat yang terdiri atas banyak
monosakarida. Polisakarida merupakan senyawa polimer alam dengan monosakarida
sebagai monomernya.
Tabel 2.1. Komposisi Bahan Pati Sagu, Tapioka dan Pati
garut setiap 100 g Komponen
|
Tapioka
|
Pati Garut
|
Pati Sagu
|
Kalori (kal)
|
362
|
355
|
353
|
Protein ( g )
|
0,5
|
0,7
|
0,7
|
Lemak ( g )
|
0,3
|
0,2
|
0,2
|
Karbohihrat ( g )
|
86,9
|
85,2
|
84,7
|
Air ( g )
|
12.0
|
13,6
|
14,0
|
Fosfor (mg )
|
-
|
22
|
13
|
Kalsium (mg )
|
-
|
8
|
11
|
Besi (mg )
|
-
|
1,5
|
1,5
|
0 komentar:
Post a Comment